Beranda | Artikel
Bahaya Sifat Dengki - Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)
Jumat, 13 Januari 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Bahaya Sifat Dengki – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.). Khutbah Jumat ini disampaikan di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada khutbah jumat ini, beliau menyampaikan tema tentang “Bahaya Sifat Dengki“. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.


Ringkasan Bahaya Sifat Dengki – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Senantiasa kita memuji Allah yang telah menurunkan berbagai macam karuniaNya kepada kita. Sesungguhnya orang yang diberikan oleh Allah keselamatan dari penyakit dengki adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. Orang yang sangat bening hatinya ketika dia tidak merasa dengki kepada siapapun, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan orang seperti ini masuk surga.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.

Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’

Dia menjawab, ‘Silahkan!’

Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.

Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.’

Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.

Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’

Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’

Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”

Sesungguhnya penyakit dengki adalah maksiat yang pertama kali Allah dimaksiati. Iblis laknatullah tidak mau sujud kepada Adam karena kedengkiannya kepada Adam. Oleh karena itu, penyakit dengki adalah perkara yang sangat dilarang dalam Islam. Penyakit ini dapat menjerumuskan kepada dosa-dosa besar yang lainnya. Diantaranya adalah:

Pertama, merusak hubungan dia dengan sesama muslim. Kedengkiannya itu menyebabkan hubungannya rusak dengan orang yang ia dengki. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

هِيَ الْحَالِقَةُ لاَ أَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّيْنَ

“Rusaknya hubungan di antara sesama adalah pencukur, dan tidaklah aku berkata pencukur habis rambut, akan tetapi pencukur habis agama.”

Orang yang dengki, terkadang ketika mendapatkan kesalahan dari orang yang dia dengki kepadanya, ia terkadang seperti mendapatkan kesempatan untuk menjatuhkan harga diri dan merusak kehormatan orang yang dia dengki tersebut. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا؛ أَيْسَرُهَا مِثلُ أَن يَنْكِحَ الرَّجُل أُمَّه، وَإنّ أَربَى الرِّبَا عِرضُ الرَّجُل الـمُسْلِم

Riba itu ada 73 pintu, yang paling ringan, seperti orang yang berzina dengan ibunya. Dan riba yang paling riba adalah kehormatan seorang muslim. (HR. Hakim dan dishahihkan ad-Dzahabi).

Ternyata dosa merusak kehormatan saudaranya lebih besar dari pada riba. Padahal riba sendiri kata Rasulullah shallallahu ‘alaiahi wa sallam, satu dirhamnya sama dengan 36 kali berzina.

Maka dari itu, penyakit dengki sangat mengerikan. Menyebabkan terkadang seseorang mendzalimi orang yang ia dengki. Menyebabkan seseorang jatuh ke dalam dosa demi dosa.

Ibnu Qayyim mengatakan bahwa orang yang dengki itu hakikatnya dia tidak ridha dengan ketentuan Allah subhanhu wa ta’ala. Kedengkian muncul karena diri kita merasa lebih, lalu ada orang yang menyaingi diri kita. Kedengkian muncul, karena ternyata ada orang yang lebih dari kita.

Lihatlah iblis, sebelum diciptakan Adam. Dia menjadi hamba yang paling bertakwa dan yang paling kuat ibadahnya. Tapi Allah tahu, dihati iblis ada kebanggan diri dan kesombongan serta kedengkian. Allah menciptakan Nabi Adam, Allah lebihkan Nabi Adam dengan keilmuan dan Allah perintahkan malaikat untuk sujud kepadanya. Disitulah terlihat siapa yang dengki dan siapa yang hatinya benar-benar bening. Iblis pun dengki kepada adam.

Ketika kita melihat ada seseorang yang diberi nikmat lebih dari pada kita. Baik itu nikmat yang berupa dunia ataupun nikmat yang berupa agama, hendaknya kita mendo’akan dia dengan keberkahan. Hendaknya kitapun bergembira sebagimana kita gembira ketika kita diberikan kenikmatan tersebut.

Kedengkian tidak akan memberikan manfaat dalam hidup kita. Kedengkian bahkan hanya akan membuat dada kita sempit. Karena kedengkian itu salah satu sebab sempitnya seorang hamba.

Khutbah Kedua Tentang Bahaya Sifat Dengki – Khutbah Jumat (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.) Menit ke – [08:00]

Andai dengki itu ada pada hati kita, ketika kita mendengar nama orang tersebut, hati kita menjadi panas. Panasnya hati kita saja, hal itu menunjukkan adanya tanda dengki di hati kita. Apabila panasnya hati disertai dengan keinginan agar orang tersebut jatuh atau hilang kenikmatannya, maka ia telah jatuh kepada dengki secara sempurna.

Oleh karena itu, mari kita intropeksi diri dan hati kita. Adakah orang yang selama ini kita dengki kepadanya? Segera do’akan dia dengan keberkahan, segera do’akan dia dengan ampunan dan rahmat serta kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala. Berikan kepadanya hadiah.

Sesungguhnya memang sifat manusia tidak ingin disaingi. Akan tetapi seorang hamba yang sadar bahwa dirinya penuh kekurangan, seorang hamba yang sadar bahwasannya Allah memberikan pembagianNya tentu dengan keadilan dan rahmatNya, seorang hamba yang sadar bahwa karunia itu hakikatnya adalah cobaan dan ujian. Dengan demikian seorang hamba tidak akan membenci atau dengki kepada saudaranya. Apalagi ketika kita mencintai saudara kita, sebagimana kita mencintai diri kita. Kita suka untuk sesuatu itu menimpa saudara kita sebagimana suka menimpa diri kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Dengarkan dan Download Bahaya Sifat Dengki – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29473-bahaya-sifat-dengki-khutbah-jumat-ustadz-abu-yahya-badrusalam-lc/